Monday, December 04, 2006

Sebuah Kesadaran

Fajar Menyingsing(2)

Semenjak asa itu mulai kuingini…
Ternyata tidak semudah yang kita cari.
Semenjak asa itu tercipta …
Ternyata membutuhkan proses tarbiyah nyata yang panjang.
Semenjak asa itu terpikirkan
Ternyata banyak sekali kekurangan dalam akal kita
Semenjak asa itu mulai menghunjam…
Ternyata membutuhkan seribu ketangguhan dan kesucian dalam hati
Semenjak asa itu mulai menggoda…
Ternyata menginginkan keruntuhan hedonisme manusia….
Semenjak komitmen itu mulai terencana …
Majelis iman dibutuhkan dalam setiap tahap tarbiyahnya.

Semenjak komitmen itu terucap…
Kumulai bertanya ….
Masih adakah Layla dan Qois ?
Masih adakah Yusuf dan Zulaikha ?
Masih adakah puisi Abdurrahman dan Atikah dibacakan ?
Masih adakah Muhammad saw dan Khodijah ?
Atau Hanya gumpalan-gumpalan ….
Zaid dan Zainab ?
Romeo dan Juliet ?
Cleopatra daan Alexander ?

Kudapati kemanisan dalam diri manusia itu
Kudapati dalam lembut bicaranya
Dalam Kelembutan jasadnya
Dalam Keluhuran akhlaknya
Dalam Keindahan budi pekertinya
Dalam Ketinggian komitmennya
Dalam Keseriusan keinginannya
Bahkan, dalam janji-janjinya kepada Robbnya.

Apakah permohonan maaf dengan alas an syar'I dapat menjadi alasan?
Apakah garis-garis kekhilafan yang menjadi alasan dapat diterima begitu saja …
Apakah janji mereka harus kupenuhi semua,semanis atau sepahit apapun itu ?
Apakah kesabaran ketika satu persatu mereka menghilang…
Apakah keikhlasan ketika mereka satu-persatu menikah …
Apakah kedholiman menjalankan ketsiqohan janji pada Allah ?
Apakah ....
Apakah ....
Pertanyaan manusia ini hanya akan membuatku semakin larut
Dalam tipudaya syetan dan kesesatan saja ….

Carilah tujuanmu
Carilah kedigdayaanmu
Carilah ...
Carilah …


I've Been Lost Her...Against...

Stop !!! (1)

Alhamdulillahirobbil 'Alamin….
Cukuplah Hanya Allah sebagai Pelindungku,
Karena Hanya Allahlah sebaik-baik Penolong dan Pelindung.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah dan terlimpah pada Rosulullah saw keluarga dan shahabatnya r.hum, serta ummatnya…

Hadirin sekalian yang dimuliakan oleh ALLAH SWT….
Semoga cucuran Rahmat dan KaruniaNya…
selalu menghiasi setiap jejak langkah antum.
Peta perjalanan dakwah kita yang lalu dan yang akan datang...
membutuhkan masa penghentian sejenak yang melegakan
membutuhkan kesabaran dan kebijakan yang bersih
membutuhkan kesiapan melangkah dengan optimisitas dominan
dengan skala pesimisitas yang penuh perhitungan.
Hanya sejenak …

Dalam muhasabah dan mutaba'ah majelis iman yang kita ciptakan.
Dapat mengisi ulang kesegaran janji dan komitmen dakwah kita.
Dapat membaca kondisi dalam dan luar kisi-kisi potensi jasad,ruh dan aqal kita.
Dapat mengembalikan hati ini pada keagungan Allah semata.
Dapat meraih kembali aura cinta dan kasih sayang yang mungkin hilang.
Semoga hamparan BarokahNya yang Maha Luas…
selalu menghampiri kenangan-kenangan yang telah terlewat.
Semoga kepingan-kepingan perjalanan dakwah kita…
Selalu dalam naungan,maghfiroh,hidayah dan ridho dariNya.
Amiin …

Thursday, November 09, 2006

Untukmu ...Rembulan Dilangit Hatiku Uhibbuki fillah [^_^]

Uhibbuki fillah.....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....
Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....Uhibbuki fillah .....

Wednesday, November 08, 2006

Kidung Sang Syahid(1)

Jika sudah keluar akal sehatnya,sirna pula kesadaran dirinya,jika demikian syair2 yang indah keluar dari bibirnya yang kering.....

Wahai Angin sampaikan salamku pada "dia"!
Tanyakan padanya apakah dia masih mau berjumpa denganku?
Apakah dia masih memikirkan diriku?
Bukankah telah kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya?
Hingga diri ini terlunta-lunta,sengsara di padang pasir gersang.

Wahai kesegaran pagi yang murni dan indah!
Maukah engkau sampaikan salam rindu pada kekasihku.
Belailah rambutnya yang hitam berkilau
untuk memenuhi dahaga cinta yang memenuhi hatiku

Wahai angin,maukah engkau membawakan keharuman rambutnya padaku
Sebagai pelepas rindu
Sampaikan pada gadis yang meikat hati itu
Betapa sedih rasa hatiku jika tak bertemu dengannya
Hingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupan

Aku merangkak melintasi padang sahara
Tubuh berbalut debu dan darah menetes
Air mataku pun telah kering
Karena selalu menatap dan merindukannya
Duhai semilir angin pagi,bisikkan dengan lembut salamku
Sampaikan padanya pesanku ini :

Duhai kekasih,bibirmu yang selaksa merah delima
Mengandung madu dan memancarkan keharuman syurga
Membahagiakan hati yang memandang
Biarkan semua itu menjadi milikku!

Hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamu
Kecantikanmu menusuk hatiku laksana anak panah
Hingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbang

Berbagai bunga warna-warni menjadi layu dan mati
Karena cemburu pada kecantikan parasmu yang bersinar
Engkau laksana dewi dalam gelimang cahaya
Surga pun akan tertarik untuk mencuri segala keindahan yang engkau miliki
Karena engkau terlalu indah dan terlalu berharga untuk tinggal di bumi!

Duhai Kekasih, dirimu selalu dalam pandangan
Siang selalu kupikirkan dan malam selalu menghiasi mimpiku
Hanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuran

Jeritanku menembus cakrawala
Memanggil namamu sebagai pengobat jiwa penawar kalbu
Tahukah engkau, ..... di .... mu itu (sensor) seperti sihir yang tidak bisa aku hindari
Ia menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmu
Membuat insan yang lemah ini tidak lagi mempunyai jiwa
karena jiwaku telah tergadaikan oleh pesonamu yang memabukkan
Jiwaku telah terbeli oleh gairah dan kebahagiaan cinta yang engkau berikan

Dan demi rasa cintaku yang mendalam
Aku rela berada di pundak gunung salju yang dingin seorang diri
Berteman lapar,menahan dahaga
Wahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga inisuatu saat akan lenyap
Tetapi biarkan pesonamu tetap abadi selamanya di hatiku.

Thursday, October 19, 2006

Memory Di Tengah Bulan Puasa(1)

Mudik pulang kampung yang pertama

Memori pulang kampung yang menjemukan
Bila terus ada di rumah…
Menyiapkan buka puasa dan sahur buat orang tua
Pilih-pilih pas mo nonton tipi

Manfaatin waktu luang untuk tetap beribadah
Gag romantis blas … jian
Ngumandangin adzan dan menjadi imam
Sepiw siangnya,rame malemnya…
Hanya itu yang sering kulakuin di rumah…

Sambil menunggu kepulangan ibu
Sambil menunggu kepulangan bapak
Sambil menunggu kepulangan adik yang sok tua
Sambil menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan salam
Dari para bidadarikuw dan para malaikatkuw
Jian … waktunya bener-bener mepet…

Aktipitas malem di musholla …
Aktipitas yang merona seperti dahulu
tidak kelihatan lagi….
Rame sih jama'ah Isya'nya …
Bagus ustadznya,komplak banget gitu lhoh
Rame sih jama'ah tadarusnya…
Terutama ibu-ibu,tapi jama'ah putranya menurun
Malah dijadiin ustadnya T_T
Jadi tahanan sementara dee

Mending di jogja banyak yang bisa dikerjain
Sepertinya aroma berpisah sudah mulai lekat
Yeah, harusnya itu kulakukan 1/2 dasawarsa lalu
Menghilangkan beban
Mikul dhuwur mendem jero.
Saat itu aku mulai kuliah di jogja
Akhirnya gini deh mikul dhuwur mendem jero saja tidak
Tapi setiap keputusanku untuk berubah malah selalu ditolak
Hedonisme, materialisme, kapitalis, liberalis
Norma-norma ketuhanan tidak diperhitungkan lagi
Tanpa ilmu kehancuran ummat hanya menunggu waktu saja.

Menjadi yang KeDua

Aku Tak Ingin Kehilangan Untuk Yang Kedua Kalinya …

Jian …
Puersis kabeh....
Dari dulu selalu menjadi penawar bagi hati yang luka
Akibatnya hanya dijadikan yang kedua.
Tapi …
Ini bukan aku yang meminta
"Koq Aku Jadi yang Kedua"
Eheh ( Pak Jaka habits)
Menjadi kedua …
Catet… !!!

Apakah hatiku kembali tergores luka …
Atau …
Menjadi bersihlah semua masa lalu…
Ketika semua dilakukan hanya karena Allah
Semangat akhi !!!
Pasti Abi !!!
Ajarkan aku sahabat tentang kesabaran dan kebesaran jiwa !!!
Rembulan di langit hatiku !!!
Kakanda ?!!
Just for one of you ane uhibbuka fillah akh,ever and ever.
I believe that u r the best for me, if Allah give u for me.

Ternyata bukan itu ke …
Menguji ketegasan sebagai ikhwan
Menguji keberanian sebagai ikhwan
Menguji keteguhan komitmen ikhwan
Menguji ruh dalam jiwaku
Lebih-lebih ujian untuk lebih bijak dalam melangkah ke depan

Habis baca buku panduan
Habis Muhasabah malam
Habis pula tubuhku
Kurus kering kerontang
Habis I'tikaf
Habis target bacaan quran bulan ramadhan
Malah membuatku semakin meronta

Ketika semangat menghampiri
Dan kebersihan hati kian terpancar
Ramadhan
kenapa engkau pergi tinggalkan daku
Sedangkan
Bulan Syawal kembali datang
Sang waktu mulai mengajak kita bermain sandiwara
Kesungguhan dibuktikan setelah latihan sebulan
Banyak hikmah yang harusnya didapatkan
Dalam tiap mutaba'ah dan muhasabah harian

Apalagi dalam bulan ini
Kembali bangkit menjadi militant
Kembali bangkit insane yang ihsan dan sholih
Kembali merajut asa yang terenggut menjadi nyata
Kembali membungkus mimpi menjadi sebuah visi

"La izzata illa bil jihad"

Menuangkannya dalam sejuta misi
Menjadikannya semilyar aksi
Menuai sejuta reaksi
Bangkit …
Bangkitlah
Kini jejak-jejak syurgawi
Dihiasi dengan kezuhudan dan keberanian
Dihiasi dengan darah keringat dan cucuran air mata
Dihiasi dengan keteguhan dan kelemahlembutan
Dihiasi dengan hal-hal yang bid'ah
Dihiasi oleh nafsu dan syetan

Kembalilah menjadi orang dengan do'a yang makbul
Kembalilah menjadi sufi yang masyhur
Kembalilah pada jalan Allah yang lurus
Kembalilah pada ajaran Rosulullah yang luhur
Kembalilah meneladani para shahabat yang agung

Woke

Bageuss

Sunday, October 08, 2006

Setiap orang pasti pernah mengagumi seseorang yang lain. Entah, atas dasar apa dia mengaguminya, tapi biasanya dia mempunyai sebuah sifat maupun kharakter tertentu yang mambuat orang lain itu tertarik dan ingin mencontoh atau bahkan ingin dekat dengannya. Terkait dengan rasa kagum ini, saya juga pernah mengalaminya.

Sewaktu masih aktif kuliah dulu, saya sering terlibat aksi demonstrasi. Jelas, banyak kenangan indah saat melakukan aksi demonstrasi itu. Mulai dari dikejar-kejar polisi karena aksi berlangsung ricuh, sampai ditantang berkelahi oleh salah satu ketua DPRD di kota saya. Mengingatnya membuat saya tersenyum sendiri. Tapi, ada secuil kisah yang terselip ketika berlangsungnya aksi demonstrasi yang ingin saya ceritakan dan ingin saya bagikan disini.

Waktu itu aksi demonstrasi tepat berlangsung ditengah teritnya matahari yang menyengat. Sekujur tubuh dan muka terbalut dengan basah keringat. Hingga kudapati banyak yang kepayahan dengan berkali-kali mengusap keringat di wajah mereka, para peserta aksi. Sementara di luar barisan aksi banyak orang yang menontonnya. Salah satunya adalah seorang gadis kecil lusuh yang berdiri menyaksikan aksi kami. Dalam penglihatan sepintas saya, dia seorang pengamen kecil yang mengumpulkan uang untuk makan dari kebaikan orang-orang yang kebetulan berbelas kasihan padanya.

Bukk…..

Tak disangka, tiba-tiba dia jatuh pingsan.
Mulutnya mengeluarkan busa.

Untuk beberapa saat tak ada yang menolongnya. Sampai salah seorang akhwat muslimah berjilbab lebar dengan sigap menolong gadis kecil itu. Membersihkan busa di mulutnya dan mencoba untuk menyadarkannya.

Salah seorang pegawai Kabupaten yang kebetulan sedang berada di dekatnya berkata
“Mbak biarkan saja, itu anak sudah bisa begitu, dia memang terkena penyakit epilepsi”
Rupanya, hati kecil akhwat muslimah berjilbab lebar itu berontak
“Bapak ini nggak punya perasaan, kalau anak ini mati gimana” katanya dengan nada agak keras.
Mendengar kata-katanya, pegawai itu beringsut tak bisa berkata apa-apa.
Sementara, dia masih sibuk membersikan lagi busa yang masih yang keluar dari mulut gadis kecil itu

Akhwat muslimah berjilbab lebar itu tak merasa jijik. Yang dia pikirkan barangkali bagaimana bisa menolong gadis kecil itu. Jujur saja, saya hanya bisa memandanginya saat menolong gadis itu dan sedikit memberikan sisa-sisa tisu dan sebotol air mineral untuk diminumkan pada gadis itu. Setelah beberapa lama, gadis kecil itu pun tersadar.

Deg..deg deg..jujur saya kagum dengan apa yang dilakukan akhwat berjilbab lebar itu.

Ditengah ketidak pedulian orang lain, dia cepat berinisiatif untuk menolong. Dia mungkin juga merasa jijik melihat busa yang keluar dari anak itu. Tapi, rupanya naluri kemanusiaannya tumbuh lebih besar hingga dia memutuskan untuk menolongnya.

Dari kagum datanglah cinta…ah !

Yah, ini yang paling saya takutkan. Seringkali, saya mudah sekali terhanyut dalam rasa kekaguman seperti ini untuk kemudian tak terasa ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang bernama cinta.

Kalau sudah begini, saya hanya bisa pasrah untuk membiarkan segenap rasa. Hanya saja, perlu dikelola saja agar semuanya tidak menjadikan gelap mata. Kekaguman buta yang setelahnya akan memberikan penyesalan. Semoga Allah memberikan jalan yang baik atas pengalaman yang pernah saya temui ini. (yon’s revolta)

Ujian Allah

Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh Allah akan menguji kamu dengan berbagai cobaan, sebagaimana kamu menguji (membakar) emas dengan api. Ada orang yang keluar (dari ujian tersebut) seperti emas murni, orang itulah yang dilindungi Allah dari kejelekan; ada juga orang yang keluar seperti emas yang tidak murni, orang itu masih dipenuhi keraguan; dan terakhir ada orang yang keluar seperti emas hitam, orang itulah yang terkena fitnah (siksa)."
(HR Al Hakim dalam al-Mustadrak dan dia menganggapnya shahih no 7878. Hadits ini diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jam)

Pernah Anda mengamati begaimana emas dibakar dengan api? Jika menginginkan emas murni 24 karat, Anda harus memanggangnya di atas api yang lebih besar. Diantara manusia itu ada yang keluar (dari ujian) bak emas murni, yaitu emas yang bersih dan bening seketika. Adakah di antara kita orang yang keluar seperti emas murni tersebut? Jika ada, berarti ialah orang yang dilindungi Allah SWT.

Ada lagi orang yang keluar (dari ujian tersebut) dalam keadaan bingung, suatu saat ia memuji Allah dan di lain kesempatan dia kembali kepada kebiasaannya (bermaksiat). Ada lagi tipe orang yang keluar seperti emas yang hitam pekat yang sudah menjadi arang. Golongan manusia jenis inilah yang terlaknat.

Di hari kiamat setiap kita akan ditanya. Nah, seperti apakah Anda? Termasuk jenis emas manakah Anda? murni, campuran, atau...??

Mungkin kita tidak pernah mengalami musibah seperti yang dialami Nabi Yaqub as. Meskipun Allah sangat menyayanginya, Dia tetap mengujinya. Kalau Allah menguji Anda dengan suatu musibah, janganlah mengatakan, "Sungguh, Allah sedang murka kepadaku." Ya Allah, mengapa Engkau menimpakan ini kepadaku?" Janganlah sekali-kali Anda mengucapkan kata-kata itu, karena sesungguhnya Allah menyayangi Anda. Mungkin Anda mempunyai dosa yang Anda tanggunghingga Anda masuk neraka Jahannam. Allah SWT tidak menginginkan Anda masuk neraka. Allah hendak menyucikan diri Anda dan memasukkan Anda ke dalam surgaNya. Karena itu, Allah menguji Anda dengan musibah. Pada hari kiamat, Allah menginginkan Anda berdiri tegak di hadapanNya. Untuk itu, Allah terlebih dahulu menyucikan diri Anda di dunia ini.

(sumber: romantika Yusuf, Amru Khalid, maghfirah pustaka, 2004)

Wednesday, October 04, 2006

Kisah Nabi Khidir as. dan musa as

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Ikhwah Fillah....
Ingat kisah Nabi Khidir dan Musa as khan?:)
Dimana Nabi Khidir menanyakan kesanggupan kesabaran Musa as ketika mo bersahabat dengan beliau ???

Apakah dirimu benar-benar sabar ?
Moga-moga sama seperti do'a-doa yang kita panjatkan kala itu
sendu....
syahdu...
membelai hati ...
Subhanallah.....keikhlasan...

gimana???

udah dolo :P
wassalamu'alaikum yeee

Atau ???

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh ikhwah fillah....

Untuk kedua kalinya ane mengalami suatu kisah nyang hampir mirip ....
Ini kisah Muhammad saw. dan Khodijah ra.
Ataukah....
Kisah Zainab ra. dan Zaid ra.
Coba jawab ikhwah fillah ....
Atau antum mau memberikan kisah menarik itu di hadapan ane ???
Adakah sama walaupun sedikit saja dari kisah itu ?
jazakallahu fiikum

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi wabarokatuh

Sunday, October 01, 2006

iseng teenlit ^_^

Subhanallah
peristiwa 2 tahun lalu kembali terulang ....
hari-hari milad penuh kekecewaan ....
tak ada satupun yang mengingatnya ....
Juga tentang EL dan NV dan WD
menjelma lagi dalam NAY dan RRN dan LRB
lembaran-lembaran di kampung halaman dan di kampung kost :)
satu pintu tertutup malah banyak pintu terbuka membuka diri padaku :((
Robbi ...tunjukkan aku pada pilihan yang terbaik ....
lapangkanlah jalan hidupku di dunia dan akhirat ...
lapangkanlah rezki yang akan kujemput ...
amin