Sunday, September 17, 2006

Mutiara....hikmah...

Mutiara hikmah (1):

Tutup Allah terbagi dua: Tutup dari perbuatan maksiat dan Tutup dalam perbuatan maksiat. Orang-orang umum meminta kepada Allah agar ditutupi dalam perbuatan maksiat karena takut jatuh martabatnya dalam pandangan sesama manusia dan orang-orang khusus meminta kepada Allah agar ditutupi dari perbuatan maksiat karena takut jatuh dari pandangan Allah.

Allah telah berfirman: "Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah berserta mereka." (QS An-Nisa: 108)

"Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS An Nisa: 142)

Adi bin Hatim ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: Kelak pada hari kiamat ada beberapa orang di bawa ke surga, tetapi mereka melihat semua kesenangan yang tersedia dan merasakan hawa enaknya, tiba-tiba malaikat diperintahkan menghalau mereka dari surga, sebab mereka tidak ada bagian dalam surga, maka kembalilah mereka dengan penuh penyesalan. Mereka berkata, "Ya Tuhan, andaikata Engkau memasukkan kepada kami kedalam neraka sebelum memperlihatkan kepada kami surga dan segala yang disediakan untuk para wali Mu, tentu akan ringan bagi kami. Jawab Tuhan: Memang Kami sengaja demikian, kamu dahulu apabila sendirian berbuat segala dosa-dosa besar, tetapi apabila bertemu dengan orang-orang kamu berlagak khusyu' kepada mereka berlawanan dengan apa yang ada dalam hatimu. Kamu takut kepada sesama manusia dan tidak takut kepada Ku. Mengagungkan sesama manusia dan tidak mengagungkan Aku. Condong kepada manusia dan tidak condong kepada Ku. Maka hari ini kamu rasakan siksa-Ku sepedih-pedihnya, juga diharamkan segala rahmat Ku atas kamu."

Mutiara hikmah (2) :

Andaikata cahaya keyakinan telah menerangi hatimu, pasti kamu dapat melihat akhirat lebih dekat kepadamu sebelum kamu melangkahkan kaki kesana dan pasti kamu akan dapat melihat segala keindahan dunia ini telah diliputi kesuraman kerusakan yang bakal menimpanya.

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya nur cahaya apabila telah masuk ke dalam hati, terbuka lapanglah dada untuknya. Ketika Nabi SAW ditanya, Ya Rasulullah, apakah yang demikian itu ada tandanya? Jawab Nabi, Ya. Yaitu merenggangkan diri dari tipuan dunia dan condong ke akhirat yang kekal serta bersiap-siap untuk menghadapi maut sebelum tibanya.

Anas ra. berkata: Pada suatu hari Muad bin Jabal ke tempat Rasulullah sambil menangis, lalu ditanya oleh Nabi SAW: Bagaimana pagi ini, hai Muad? Jawab Muad: Pagi ini aku benar-benar beriman kepada Alah. Bersabda Rasulullah SAW: Setiap kata yang benar harus ada bukti hakekatnya, maka apakah bukti pernyataanmu? Jawab Muad: Ya RAsululah, kini apabila aku berada di waktu pagi merasa tidak mungkin sampai sore. Dan jika aku berada di waktu sore merasa tidak mungkin sampai pagi. dan setiap aku melangkahkan kaki merasa tidak mungkin dapat melangkahkan kaki yang lain. Dan terlihat olehku seakan-akan semua manusia telah dipanggil untuk menerima suratan amal bersama dengan Nabi-Nabi dan berhala-berhalanya yang disembah selain dari Allah, juga seolah-olah aku melihat siksa ahli neraka dan pahala ahli surga. Maka Nabi SAW bersabda: Kamu telah mengetahui, maka jangan berubah.

Anar r.a juga berkata: Ketika Rasulullah SAW sedang berjalan, bertemu dengan seorang pemuda dari sahabat Anshar. Rasulullah SAW bertanya, Bagaimana keadaanmu pagi ini, hai Haritsah? Jawabnya, Kini aku menjadi seorang mukmin yang sunguh-sungguh. Rasulullah SAW berkata, Hai Haritsah perhatikan kata-katamu, sebab setiap kata harus ada bukti hakikinya. Lalu Haritsah berkata, Ya Rasulullah, jiwaku jemu dari dunia, sehingga aku bangun malam dan puasa siang hari. Kini seolah-olah aku berhadapan dengan arsy dan melihat ahli surga sedang ziarah menziarahi satu dengan yang yang lain. Sebagaimana seolah-olah aku melihat ahli neraka sedang menjerit-jerit di dalamnya. Bersabda Rasulullah SAW : Kamu telah diberi nur iman dalam hatimu. Haritsah berkata, Ya Rasululah, doakan aku mati syahid. Lalu Rasulullah pun berdoa untuknya.
Dan ketika suatu hari ada panggilan untuk berjihad, maka dialah yang pertama menyambut dan pertama kali mati syahid. Sewaktyu ibunya mendengar berita bahwa anaknya mati syahid, ia datang bnertanya kepada Rasulullah SAW, Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang Haritsah anaku, jika dia di surga, aku tidak akan menangis dan menyesal. Tetapi jika lain dari itu maka aku akan menangis selama hidupku di dunia. JAwab Rasulullah, Hai Ibu Haritsah, bukan hanya satu surga tetapi surga didalam surga-surga. Dan Haritsah telah mencapai Firdaus tertinggi. Maka kembalilah Ibu Haritsah sambil tertawa dan berkata, Untung, untung bagimu, hai Haritsah.
Rasulullah memberitahukan kepada sahabat-sahabatnya tentang gugurnya sahabat Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Tahlib dan Abdullah bin Rawahah r.a. Beliau bersabda: Demi Allah, mereka tidak akan senang andaikata mereka masih berada diantara kita. Rasulullah SAW memberitahukan hal itu dengan linangan air mata.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home